Saturday, March 16, 2019

ADMINISTRASI PENDIDIKAN



MAKALAH 

ADMINISTRASI KURIKULUM PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.

Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)  dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian administrasi kurikulum ?

2.      Bagaimana proses administrasi kurikulum ?

3.      Peran Guru dalam administrasi kurikulum ?

4.      Bagaimana proses perkembangan kurikulum ?

5.      Berapa macam model pengembangan kurikulum ?

6.      Apa langkah pengembangan kurikulum ?

C.Tujuan

1.      Menjelaskan pengertian kurikulum

 2.     Menjelaskan proses administrasi kurikulum

3.      Menjelaskan peran Guru dalam administrasi kurikulum

4.      Menjelaskan proses perkembangan kurikulum

5.      Menjelaskan berberapa model pengembangan kurikulum

6.      Menjelaskan langkah pengembangan kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Administrasi
   Administrasi dalam pengertian secara harfiah,kata “administrasi”berasl dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare.kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris yang berarti “ke”atau”kepada”.Dan kata ministrare sam artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti”melayani,membantu dan mengarahkan”.Dalam bahasa inggris to administer berarti pula”mengatur,memelihara dan mengarahkan”.

Jadi kata”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.

B. Pengertian Administrasi kurikulum

Admistrasi kurikulum merupaka seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersunggu-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi bekalajar mengajar secara efektif dan efesien demi membatu tercapinya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Sebagaimana telah di utarakan di atas bahwa sesungguhnya dalam pengelolaan manajemen pendidikan focus dari segala usahanya adalah terletak pada PBM .  hal ini Nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatn yang di laksanakan di sekolah/lembaga pendidikan senantiasa di arahkan  pada suksenya PBM. Suksesnya  pbm dapat di tunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan anggaran/biaya, tata laksana, organisasi, serta husemas, termasuk pula supervis yang mantap.

C.     Proses Administrasi Kurikulum

1.      Perencanaan

Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat daerah dan sekolah tidak ada perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:

a.    Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:

1)        Landasan, program dan pengembangan kurikulum,

2)        Garis-garis besar program pengajaran, dan

3)        Pedoman pelaksanaan kurikulum.

b.    Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan pengajaran.

Perencanaan kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum tingkat satuan pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah negara dan Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk merumuskan kurikulum hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam pengembangan dan perumusan kurikulum itu sendiri yaitu:

a.    Prinsip relevansi,

b.    Prinsip efektifitas,

c.    Prinsip efisiensi,

d.   Prinsip continuitas dan,

e.    Prinsip fleksibelitas.

Di samping itu, perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah juga meliputi penyusunan rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan untuk setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah. Penyusunan kalender pendidikan dimaksudkan agar terdapat pembakuan pelaksanaan kegiatan di sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan pengaturan secara cermat terhadap kegiatan di sekolah yang dipimpinnya.

Kalender pendidikan antara lain berisikan:

a.         Permulaan tahun ajaran,

b.        Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru,

c.         Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah,

d.        Hari belajar efektif di sekolah,

e.         Upacara-upacara sekolah,

f.         Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur semester atau catur wulan,

g.        Ulangan semester atau catur wulan, UNAS,

h.        Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas dan

i.          Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-prinsip operasional kegiatan sekolah antara lain:

a.         Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi pendidikan.

b.        Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang relevan.

c.         Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.

d.        Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.

2.      Pelaksanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:

a.         Penyusunan Program Pengajaran Semesteran/Caturwulan

Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini adalah untuk:

1)             Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar mengajar.

2)             Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara bertahap dan tepat.

Fungsi program pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:

1)             Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu semesteran dan caturwulan

2)             Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester/caturwulan yaitu:

1)             Mempelajari GBPP mata pelajaran yang dibina.

2)             Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa satuan bahasan.

3)             Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu semester/caturwulan.

4)             Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu semeter/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.

5)             Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai dengan hari efektif sekolah.

6)             Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.

b.      Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.

c.       Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

d.      Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler

3.      Pengawasan

Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan penjagaan, jadi pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik. Menurut winardi, pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksankan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Pengawasan itu meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.

Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan, Simbolon (2004: 62) mengemukakan bahwa, fungsi dari pengawasan yaitu:

a.              Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

b.  Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

c.  Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

d.  Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
4.  Evaluasi

a.  Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah:
1)      memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2)      memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajaran.
3)      menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada orang tu, penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan siswa.

b.      Evaluasi program pengajaran
Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan program tersebut.

D.    Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum

Guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah.Sekolah melaksanakankegiatannya untuk menghasilkan lulusan jumlah dan mutunya telah ditetapkan.Dalam lingkup administrasi sekolah inilah peran guru sangat penting. Dalammenetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, pengorganisasian, pembiayaan dan penilaiankegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Disitulah guru harus aktif memberikan sumbangan maupun tenaganya.Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif artinyapekerjaaan yang didasarkan atas kerjasama dan bukan bersifat individual. Olehkarena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.
Berikut akan diuraiakan dan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikansekaligus peranan guru dalam administrasi pendidikan.
1. Administrasi Kurikulum.
Menurut Prof. Soetjiptodan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:148) bahwa kurikulum merupakan seperangkatbahan pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaanya yang tersusun secara sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidiksiswanya”.

2. Administrasi Kesiswaan

Menurut Prof. Soetjiptodan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:165) bahwa administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disuatu sekolah dimulaidari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa disekolah, sampaidengan siswa mernamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.

3. Administrasi Kesiswaan

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung yang sesui dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas agar bermanfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas serta pengetahuan dan keterampilanpersonel sekolah dalam administrasi sarana dan prasarana tersebut.

4. Administrasi personal

Menurut Prof. Soetjiptodan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:175) personal pendidikan adalah golonganpetugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan non edukatif (ketatausahaan). Personel bidang edukatif adalah mereka yang bertanggungjawab dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan konselor (BK).

E. Proses Perkembangan Kurikulum

Perkembangan kurikulum adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana dan mudah.menentukan isi atau muatan kurikulum dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan persoalan system nilaindan kebutuhan masyarakat.

Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yakni ;

1.      Pedoman Kurikulum meliputi

-          Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran , rasional bidang  studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran

-          Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni scope (luang ringkup) dan sequence-nya (urutan pengajian)

-          Desain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulum.

2.      Pedoman instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus.

Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan dalam garis besarnya;

-          Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup, scope)

-          Kepada siapa diajukan.

-          Apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa.

-          Dalam urutan yang bagaimana (sequence)
F. Langkah – Langkah Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam garis besarnya kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;

1.      Kumpulkan keterangan mengenai factor-faktor yang turut menentukan kurikulum serta latar belakangnya.

2.      Tentukan mata pelajaran atau mata kuliah yang akan diajarkan

3.      Rumuskan tujuan tiap mata pelajaran

4.      Tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata pelajaran.

5.      Tentukan topik-topik tiap matapelajaran.

6.      Tentukan syarat-syarat yang dituntut dari siswa.

7.      Tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa.

8.      Tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber /alat peraga proses belajar mengajar.

9.      Tentukan alat evaluasi hasil belajar siswa serta skala penilaiannya.

G. Model Pengembangan Kurikulum

Model pengembangan kurikulum merupakan proses untuk membuat keputusan dan untuk merevisi suatu program kurikulum. Berikut ini akan dipaparkan beberapa model pengembangan kurikulum yang telah dikemukakan oleh para ahli kurikulum antara lain;
1.      Model Tyler
Model Tyler menekankan pada bagaimana merancang suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan. Ada empat hal yang dianggap untuk mengembangkan suatu kurikulum.
a.       Hubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai

b.      Berhubungan dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

c.       Berhubungan dengan pengorganisasian pengalaman belajar

d.      Berhubungan dengan pengembangan evaluasi
Dalam pengembangan kurikulum, tujuan merupakan langakah pertama dan utama yang harus dikerjakan. Merumuskan tujuan kurikulum, sebenarnya sangat bergantung kepada teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum yang dianut. Bagi pengembangan kurikulum yang lebih berorientasi kepada disiplin ilmu maka penguasaan berbagai konsep dan teori, merupakan sumber utama tujuan kurikulum.
Pengalaman belajar adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan pelajaran. Pengalaman pelajaran mengacu pada aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa;

a.       Pengalaman belajar siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

b.      Setiap pengalaman belajar harus memuaskan.

c.       Setiap perancangan belajar seharusnya melibatkan siswa.

d.      Satu pengalaman belajar dapat mencapai berberapa tujuan yang berbeda beda.

2.      Model Hilda Taba
Model Hilda Taba lebih menitik beratkan tentang bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai pengembangan suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
Pada prinsipnya terdapat lima langkah perkembangan kurikulum antara lain;
a.       Menghasilkan unit-unit percobaan melalui langkah-langkah berikut;

1.      Mendiagnosis kebutuhan

2.      Memformulasikan tujuan

3.      Memilih isi

4.      Mengorganisasikan isi

5.      Memilih pengalaman belajar

6.      Mengorganisasikan pengalaman belajar

7.      Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa

8.      Menguji keseimbangan isi kurikulum

a.       Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.

b.      Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba.

c.       Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.

d.      Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji.

3.      Model Oliva

Menurut Olivia suatu model kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif dan sistematik. Langkah-langkah yang dikembangkan dalam kurikulum model ini terdiri atas 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan.
a.       Menetapkan dasar filsafat yang digunakan dan pandangan tentang hakikat belajar dengan mempertimbangkan hasil analisis kebutuhan umum siswa dan kebutuhan masyarakat.
b.      Menganalisis kebutuhan masyarakat tempat sekolah itu berada, kebutuhan khusus siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diajarkan.
c.       Merumuskan tujuan umum kurikulum yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum pada langkah sebelumnya.
d.      Merumuskan tujuan khusus kurikulum yang merupakan penjabaran dari tujuan umum kurikulum.
e.       Mengorganisasikan rancangan implementasi kurikulum.

f.       Menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum pembelajaran.

g.      Merumuskan tujuan khusus pembelajaran.

h.      Menetapkan dan menyeleksi strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
i.        Menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian yang akan digunakan.

j.        Mengimplementasikan strategi pembelajaran.

k.      Mengevaluasi pembelajaran.

l.        Mengevaluasi kurikulum.

Model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam 3 dimensi;

a.       Bisa digunakan untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus seperti bidang studi tertentu disekolah, baik.

b.      dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran.

c.       Bisa digunakan untuk membuat keputusan dalam merencanakan suatu program kurikulum.

d.      Bisa digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran secara lebih khusus.

4.      Model Beaucham

Beaunchamp mengemukakan lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum, seperti berikut;
a.       Menetapkan wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.bisa terjadi hanya satu sekolah, satu kecamatan, kabupaten, atau mungkin tingkat provinsi dan tingkat nasional.
b.      Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum.
Pihak-pihak yang harus dilibatkan itu terdiri dari para ahli/spesialis kurikulum, para ahli pendidikan termasuk para guru ang dianggap berpengalaman, para professional lain dalam bidang pendidikan seperti (pustakawan, laboran, konsultan pendidikan) dan para professional dalam bidang lain beserta para tokoh masyarakat (politikus, industriawan, pengusaha) dalam proses pegembangan kurikulum, semua kelompok yang terlibat itu perlu mendapat informasi tentang tugas dan perannya secara jelas.
c.       Menetapkan prosedur yang akan ditempuh. Yang meliputi merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, prosedur selanjutnya dilaksanakan dalam 5 langkah; (1). Membentuk tim pengembangan kurikulum. (2). Melakukan penilaian terhadap kurikulumyang sedang berjalan. (3). Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum baru, (4). Merumuskan kriteria  dan alternatif pengembangan kurikulum. (5). Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki.
d.      Implementasi kurikulum. Tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap efektivitas penggunaan kurikulum seperti pemahaman guru tentang kurikulum, sarana atau fasilitas yang tersedia, dan menejemen sekolah.
e.       Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut; 1). Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru disekolah. 2). Evaluasiterhadap desain kurikulum. 3). Evaluasi keberhasilan anak didik, dan 4) . Evaluasi sistem kurikulum.

BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jika merujuk pada pengertian administrasi secara sederhana sebagai kegiatan mengarahkan, maka istilah administrasi kurikulum menekankan pada upaya bagaimana mengarahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Seperti di ketahui, kurikulum mengandung rencana kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar. Kurikulum seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi kurikulum juga sebagai instrument dalam meramalkan keadaan masa datang. Dengan demikian, kurikulum memiliki peran sentral dalam mengarahkan capaian tujuan dan sasaran pendidikan.

Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian di kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang di harapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.

B.     Saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kepada Allah jualah penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Syahril, 2009, Profesi Kependidikan, Padang: UNP PRESS.

Soetjipto, 2009, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Drs.M.Ngalim Purwanto,Mp, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.                  Remaja Rosdakarya

Prof.Dr.H Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia.

Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Kencana.

Dr.Rusman,M.Pd., 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen  Pendidikan di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta.

Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.

Hamalik , Oemar, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan ,Asep Herry,2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta : Universitas          Terbuka.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

GAME

Blogger news